Senin, 28 Januari 2013

BABAD GEBANG TINATAR

0 komentar

Padepokan Gebang Tinatar didirikan oleh Gus Iman dengan inspirasi dari sejarah perjuangan Pesantren Gebang Tinatar yang terletak di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Pesantren yang sekarang hanya dikenal sebagai ‘Masjid Tegalsari’ ini adalah cikal bakal seluruh pesantren yang ada di Indonesia.

Pilihan penggunaan nama ‘Padepokan’ berangkat dari kegelisahan pendiri terkait adanya penyempitan makna ‘Padepokan’ yang hanya dipandang sebagai ‘Peguron’ tempat menggembleng Ilmu Kanuragan, atau sekedar tempat Perdukunan. Padahal, dari sudut pandang makna semantik dan sejarah, ‘Padepokan’ adalah tempat ‘Ndepok’ atau duduk bersama mengkaji beragam ilmu. Orang jawa menyebutnya dengan ‘Tukar Kawruh’ atau berbagi ilmu pengetahuan. Tentang apa? Tentang apa saja!
Laporan yang disampaikan J.F.C Gerishe, seorang ahli Literatur Jawa di Nederlands Bijbelgenootschap di Amsterdam tentang Pesantren Gebang Tinatar-Tegalsari cukup memberi arahan pada Padepokan Gebang Tinatar ini. Disana Gerishe mengatakan: “Walaupun Tegalsari telah mengajarkan kepada 3000 santrinya bagaimana membaca Al-qur’an, tetapi disisi lain, disana juga mengajarkan rahasia-rahasia Budha dan kepercayaan Kejawen yang masih dipertahankan oleh kyai-kyai setelah masa transisi Islam di Jawa”. Dari situlah, Padepokan Gebang Tinatar bersikap terbuka dan Plural terhadap studi beragam disiplin ilmu, terutama ilmu-ilmu dan wacana terkait Budaya Jawa dan Tasawwuf. Padepokan Gebang Tinatar juga meyakini, bahwa untuk bisa ‘agawe urup’ dalam kehidupan ini, belajar dan terus belajar tentang apa saja adalah kewajiban. Tidak ada hal yg diharamkan dalam mempelajari sesuatu. Karna dengan terus belajar tanpa batasan ilmu dan disiplin akademis, kita bisa mengerti dan kemudian memberi arti dalam segala sesuatu.
Sarasehan di Karang Anyar
Sebagaimana konsep dasarnya adalah ‘Tukar Kawruh’, Padepokan Gebang Tinatar tidak mengajarkan adanya pengkultusan seorang individu. Pendiri, guru, dan para murid serta ‘kadhang’ padepokan diposisikan sama. Dalam Padepokan Gebang Tinatar, setiap orang dianggap memiliki potensi dan keunikan masing-masing, yang jika semua itu disinergikan, maka akan membentuk kekuatan besar untuk perubahan sosial yang lebih baik. Sebab, maqom tertinggi dalam proses pembelajaran hanyalah diketahui oleh masing-masing personal dan ‘Guru Sejatinya’ yaitu Alloh swt. Memang, Gemblengan ilmu kanuragan dan pengijazahan ‘Aurod’ tetap dilakukan secara berjenjang sesuai pandangan guru dalam melihat kemampuan muridnya. Namun demikian, dalam hal-hal lain, guru juga banyak menimba ilmu dari sang murid. Disinilah kemudian, ‘Kadang Padepokan’ menganggap semua orang itu guru, dan alam raya adalah sekolah yang senyatanya.
Dengan anggapan seperti diatas, belajar, belajar dan terus belajar apa saja menjadi keharusan semua kadhang padepokan. Karna hanya dengan terus belajar-lah seseorang akan mampu mencapai derajat spiritual. Inilah tujuan dari pembelajaran di Padepokan Gebang Tinatar. Selanjutnya, bagi padepokan yang anggotanya sudah tersebar diberbagai wilayah Nusantara ini, spiritualitas dipandang bukan sekedar sebagai simbol tindakan yg berkaitan dg Tuhan atau wilayah non-fisik, melainkan sebuah kesadaran dan hal yg disadari bahwa dunia ini tanpa batas dan tanpa ukuran positivitas-akademis. Untuk itu, menjadi spiritualis adalah menjadi pribadi yang terus menerus mempertanyakan dan menggali realitas dunia yg penuh makna-makna semu untuk menggapai makna yg sejati.
Sarasehan di Wonogiri
Kesejatian yg dimaksud adalah kesadaran akan posisinya sebagai hamba dan sebagai 'Khalifatullah fil Ardh' atau 'Bocah Angon'. Seseorang yg sudah mencapai derajat tersebut akan selalu memegang kuat-kuat tali keimanannya dg wujud peribadatan yg taat dan aplikasi makna beribadahnya dg kepedulian serta cinta kasih terhadap sesama dan alam semesta. Dalam diri seseorang yg telah mencapai kesejatian tersebut akan selalu merasa bahwa ia hidup TIDAK DENGAN Tuhan, orang lain dan alam semesta, akan tetapi ia BERSAMA-SAMA dan TERIKAT KUAT dg ketiganya. Inilah yg dimaksud dengan Manunggaling Kawulo Gusti yang ingin dicapai oleh seluruh ‘Kadang’ Padepokan Gebang Tinatar.

Comments

0 comments to "BABAD GEBANG TINATAR"

Posting Komentar

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com