Selasa, 29 Januari 2013

Raden Ngabehi Ronggowarsito sebagai Pujangga

0 komentar

Pada tahun 1845 Raden Ngabehi Ronggowarsito diangkat menjadi Kliwon Kadipaten Anom, dan dinobatkan menjadi pujangga istana Surakarta oleh Paku Buwana VII. Paku Buwana VII sangat menghargai Ronggowarsito. Akan tetapi sewaktu Ronggowarsito menjelang usia tua, diperintah oleh Paku Buwana IX (1861-1893) yang kurang simpati terhadap sang pujangga dan keluarga Ronggowarsiton. Sebagai pegawai pengabdi istana, dengan sikap raja yang demikian merupakan tekanan batin yang sangat mengecewakan hati sang pujangga. Tekanan batin ini dapat dilihat dalam Serat Kalatidha sebagai berikut:
Memang banyak kabar angin, perkataan orang yang belum tentu benarnya, dipuji-puji akan menjadi pemuka, akhirnya malahan tersisih ke belakang. Bila dipikir dalam-dalam, apa faedah menjadi pemuka, tak lain menyemaikan benih kesalahan, tersiram air watak pelupa, apabila tumbuh tentu menjadi pangkal kekisruhan.
Petuah Serat Nitisastra, memberi pelajaran bagi peringatan, pada zaman terkena musibah (edan), orang yang tak suka menonjolkan diri tersisih, demikian bila mau mamperhatikan. Apa faedahnya mempercayai kabar angin, hanya akan menyakitkan hati saja, lebih baik menggubah cerita-cerita kuno.
Dapat dipergunakan sebagai tamsil, untuk membedakan baik-buruk, kejadian-kejadian yang dapat menjadi tamsil, tentang masalah-masalah kehidupan; akhirnya hati menjadi sabar, berserah diri atas ketentuan takdir, akan diapakan lagi, toh sedang mengalami zaman edan.
Ucapan demikian itu mungkin dikatakan; ‘Yah batinnya kan berkeinginan’. Mungkin benar yang menyangka seperti itu. Akan tetapi dalam hati sungguh jauh daripada itu. Sudah tua hal itu untuk apa, lebih baik menyepi (untuk berbakti kepada Tuhan), agar mendapat ampunan Tuhan.

Ungkapan seperti ini mencerminkan kekecewaan hati Ronggowarsito lantaran penghargaan atas dirinya kurang sepadan dengan jasanya. Disamping itu, ungkapan di atas juga menggambarkan ketabahan dan keteguhan hati Ronggowarsito.

Ronggowarsito menyaksikan kesemrawutan dan tindakan-tindakan korupsi yang banyak melanda kehidupan istana serta masyarakat banyak. Kehidupan masyarakat menjadi morat-marit, dan sangat memprihatinkan. Sebagai pujangga penyambung lidah rakyat, Ronggowarsito melukiskan keluhan dan penderitaan masyarakat pada masa itu dalam beberapa karya-karyanya.
Ronggowarsito merupakan pujangga yang amat dikagumi masyarakat luas. Dengan adanya ramalan mengenai datangnya zaman kalasuba (yakni zaman keemasan), Ranggawarsito dikenal sebagai pujangga yang mengetahui apa yang akan terjadi. Ki Sumidi Adisasmita misalnya, mengatakan sebagai berikut:
Beliau (Ronggowarsito) juga mempunyai kesanggupan jiwa dapat membaca perasaan dan pikiran orang lain yang tidak dilahirkan dengan suara, meskipun jaraknya jauh sekali. Kemampuan demikian ini dalam bahasa asing disebut telepathie.
Ditambah lagi dengan kemampuan wakitha…Kyai Ronggowarsito mempunyai kemampuan weruh sakdurunge winarah atau dapat mengetahui sesuatu yang akan terjadi lama sebelum kejadian itu menjadi fakta.

Penghargaan terhadap Ronggowarsito juga datang dari para pecinta kepustakaan Jawa. Penghargaan ini demikian besar sehingga Ronggowarsito dipandang sebagai pujangga penutup. Menurut G. W. J. Drawes sudah semenjak masa hidupnya Ronggowarsito dipandang sebagai pujangga penutup. Dan kata penutup ini mempunyai konotasi yang sama dengan Nabi Penutup. Hal ini berarti bahwa sesudah wafatnya Ronggowarsito, tidak ada atau tidak diperlukan lagi tugas kepujanggaan. Tugas kepujanggaan telah dikerjakan oleh pujangga sebelumnya, dan kemudian telah diselesaikan seluruhnya oleh Ronggowarsito.

Sebenarnya tugas pengembangan kesusatraan serta kepustakaan Jawa tidak akan berakhir sepanjang masa. Oleh karenanya tugas tersebut tetap diperlukan sepanjang zaman. Maka istilah Pujangga Penutup, sebaiknya diartikan, bahwa konsep kepujanggaan menurut pengertian tradisi Jawa telah berakhir dengan wafatnya Ronggowarsito. Dan memang sudah tidak diperlukan lagi adanya seorang pujangga model lama. Namun pujangga dalam pengertian sastrawan dan penulis kepunjanggaan Jawa yang produktif, tetap akan selalu diperlukan demi perkembangan kepustakaan dan kesusastraan Jawa. Bahkan adanya pujangga-pujangga gagrag (tipe) baru sangat diperlukan bagi perkembangan kepustakaan Jawa yang dewasa ini mengalami masa suram.

Konsep kepujanggaan gagrag lawas (tipe) lama sangat dikeramatkan, dan dikatakan bahwa pangkat kapujanggan tergantung atas wahyu, tidak bisa dicapai hanya dengan usaha manusia semata-mata. Dalam manuskrip yang dsusun oleh Padmawarsita, diterangkan bahwa pujangga harus memiliki kemampuan nawungkridha dan sambegana. Kedua kemampuan ini tidak dapat dicapai dengan belajar, akan tetapi berhubungan dengan wahyu. Sambegana artinya kuat ingatan. Sedang Nawungkridha berarti waskitha. Mengetahui rahasia segala sesuatu dengan ketajaman pandangan batinnya. Dalam manuskrip Padmawarsita ini Ronggowarsito dinilai sebagai pujangga penutup.

Pujangga menurut gagrag lama, dilambangkan dengan seekor ular. Maksudnya memiliki pemikiran yang tajam menguasai liku-liku segala masalah, dan apa yang dikatakan pasti mandi (benar dan jadi kenyataan) seperti bisa ular. Kata pujangga berasal dari bahasa Sansekerta, berarti ular. Dalam serat babad, pujangga-dalem digambarkan sebagai nujum-istana. Yakni sebagai pendeta dan sastrawan yang mumpuni ilmunya, dan berperan sebagai penasihat raja dalam hal-hal kerohanian dan kebatinan, disamping sebagai penulis istana.

Pengaitan pangkat kepujanggan dengan wahyu berarti pengeramatan pribadi sang pujangga. Dia dipandang sebagai tokoh yang memiliki kemampuan luar biasa, melebihi para cendekiawan. Walaupun pengertian wahyu menurut tradisi kejawen, tidak lain hanya digambarkan sebagai andaru, yaitu: semacam benda bersinar yang turun dari langit, namun pengaitan pujangga dengan wahyu, berarti hanya orang yang mendapat anugerah Tuhan yang berhak menjadi pujangga.

Comments

0 comments to "Raden Ngabehi Ronggowarsito sebagai Pujangga"

Posting Komentar

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com